TANGERANG – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Daerah Kabupaten Tangerang, terus menjadi sorotan dalam sepekan terakhir hingga elemen mahasiswa sampai Panitia Penghitungan Suara (PPS) dan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), memutuskan menggeruduk gedung KPUD Kabupaten Tangerang, pada Kamis 25 Januari lalu.
Kedatangan mereka, sebagai bentuk protes karena berbagai permasalahan, mulai dari pengelolaan makan dan minum untuk kegiatan pelantikan serta Bimtek yang amburadul, sampai tuntutan transparansi anggaran pemilu di Kabupaten Tangerang oleh mahasiswa.
Parahnya, ditengah persoalan yang tak kunjung selesai di tubuh KPUD Kabupaten Tangerang itu, sebuah voice note yang menggemparkan semakin membuat publik bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi di dalam lembaga negara tersebut.
“Saya mohon dong ini pak Oyok, pak Oyok saya tau pak Oyok tuh kemarin minta jatah ke saya, bahkan udah nge DP-in. Saya tau pak Oyok kepengen menghandle terkait makan, tapi jangan kayak gitu dong terkesannya pak Oyok itu disini malah jadi provokator loh, kalau memang gak ini gak papa pak Oyok mau minta untung berapa dari saya, gak papa nanti biar saya bayar tapi jangan kayak gini caranya” bunyi voice note yang diduga, merupakan salah seorang pejabat di KPUD Kabupaten Tangerang.
Sontak saja, voice note yang tersebar itu semakin memperburuk kepercayaan publik kepada KPUD Kabupaten Tangerang, apalagi pada saat-saat menjelang pelaksanaan Pemilu pada Februari mendatang.
Persoalan di tubuh KPUD Kabupaten Tangerang ini pun mendapatkan komentar pedas dari aktivis senior Kabupaten Tangerang, Alamsyah.
Ia menganggap, apa yang saat ini terjadi di tubuh KPUD Kabupaten Tangerang, benar-benar dapat mempengaruhi jalannya Pemilu pada Februari mendatang.
Hal ini kata dia, karena persoalan demi persoalan yang saat ini mencuat, menunjukan kebobrokan yang ada di dalam tubuh lembaga negara tersebut.
“Sekarang kita lihat, mulai dari masalah snack dan transport untuk kegiatan pelantikan serta Bimtek KPPS yang benar-benar amburadul, ini sudah menunjukan ketidaksiapan pihak KPUD” kata Alamsyah kepada awak media, Minggu 28 Januari 2024.
Dan ternyata tidak selesai di situ lanjut dia, setelah itu tersebar voice note salah satu pejabat di KPUD Kabupaten Tangerang, yang isinya benar-benar memalukan.
“Ini gambaran, menggambarkan seperti apa kondisi di dalam itu. Jelas-jelas bunyi voice note yang beredar indikasinya itu seperti apa, itu membahas persoalan siapa yang mau ngobyek untuk masalah mamin, sampai pembahasan masalah keuntungan pula, dan ini baru yang kita diketahui aja” lanjutnya.
Masih terus berlanjut, permasalahan anggaran Pemilu yang diduga jadi bancakan di Kabupaten Tangerang ini, diperkuat dengan adanya ketidakselarasan antara Rencana Anggaran Biaya (RAB) dengan pernyataan dari Kasubag SDM KPUD Kabupaten Tangerang, Vivi.
Alamsyah menuturkan, bahwa KPUD Kabupaten Tangerang sendiri menganggarkan Rp. 1 Miliar lebih untuk makan dan minum (mamin), pada kegiatan pelantikan KPPS dengan uraian jumlah KPPS 63112 x 19.000 = Rp. 1.199.128.000.
Namun ternyata, beredar juga sebuah voice note dengan suara sama yang diduga milik Kasubag SDM KPUD Kabupaten Tangerang, Vivi, menyatakan bahwa anggaran untuk snack dan minum yang digelontorkan KPUD Kabupaten Tangerang, hanya senilai Rp.9 ribu untuk per orangnya.
“Nanti Sukamulya sama Teluknaga, itu snacknya di angka Rp.9000 kita kasih. Karena barusan direvisi Haji Agung selaku PPK (Pejabat Pembuat Komitmen-red), untuk yang siang ini. Jadi snack semua saya serahkan ke PPK yah” bunyi voice note tersebut.
Dimana ketika ditotalkan, maka nilai yang digelontorkan tersebut yakni Rp. 568.008.000, tidak selaras dengan RAB yang ada.
“Nah yang jadi pertanyaan kan sisa Rp.631.120.000 ini larinya kemana, KPUD Kabupaten Tangerang harus segera memberikan kejelasan terkait hal itu, karena ini menyangkut kekayaan rakyat yang harusnya digunakan untuk kepentingan rakyat pada tahapan Pemilu 2024” tegasnya.
Sementara saat dikonfirmasi terkait persoalan tersebut via WhatsApp, Kasubag SDM KPUD Kabupaten Tangerang, Vivi, belum memberikan tanggapan hingga berita ini dimuat.
Reporter : Adit
Tinggalkan Balasan