TANGERANG – Seorang marbot masjid pasar Sentiong hampir adu jotos dengan petugas salar Pedagang Kaki Lima (PKL) Sentiong, akibat tumpukan sampah yang tak kunjung diangkut, Jum’at 10 Mei 2024.

Peristiwa itu terabadikan dalam sebuah video yang kini beredar di medsos hingga whatsapp. Dalam video tersebut terlihat Ustad Yani yang merupakan marbot masjid pasar sentiong, dengan emosi memprotes kinerja Lotot, petugas salar yang saat itu ada di lokasi.

Ustad Yani melontarkan protes keras kepada Lotot, karena terus saja menarik salar dari para pedagang sementara sampah dibiarkan menumpuk.

“Setiap hari Rp.10ribu dibayar tapi sampah tidak dibuang, kamu jangan jadi preman” teriak Ustad Yani dalam video tersebut.

Sementara itu Lotot yang merupakan petugas salar terlihat membantah dirinya preman, ia terlihat tidak berkutik dan mempersilakan agar peristiwa itu divideokan.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, setidaknya ada 50 pedagang yang berada di lokasi tersebut harus membayar Rp.10ribu setiap harinya.

Bahkan dari penuturan Ustad Yani, para pedagang juga harus membayar Rp. 500ribu per bulan untuk sewa lapak.

Mirisnya, sampah justru menumpuk dan berserakan hingga menimbulkan bau busuk di lokasi.

“Preman narik salar sampah, kita yang kena getahnya, uang diambil sampah ga diurus dan tidak bertanggung jawab,” kata Yani saat dimintai keterangan pada Jumat, 10 Mei 2024.

Tidak selesai sampai di situ, Yani pun mengaku ditarik keluar saat ia membersihkan masjid, tidak lama setelah cekcok tersebut.

Ia mencurigai, bahwa ada beberapa oknum yang terlibat membekingi aktivitas dari salar sampah yang bisa dibilang pungki tersebut.

“Saya ditarik keluar masjid oleh beberapa orang preman dan berdebat soal sampah dan pungutan liar tersebut, mereka sudah melanggar aturan,” ujarnya.

Belakangan diketahui, bahwa kedua pihak yang terlibat dalam peristiwa tersebut telah dimediasi dan menandatangani kesepakatan damai.

Kedua pihak pun sepakat bahwa apa yang telah terjadi sebelumnya merupakan kesalahpahaman, dengan disaksikan Kepala Desa Tobat, Endang Suherman, Bhabinkamtibmas, Babinsa, serta yang lainnya.

“Kedua belah pihak sepakat untuk bermusyawarah dan tidak saling menuntut dan kejadian yang tadi di Pasar Sentiong hanya kesalahan pahaman saja,” kata Kepala Desa Tobat Endang Suherman.

Sementara menanggapi peristiwa tersebut, Camat Balaraja Willy Patria, menegaskan akan segera menertibkan persoalan sampah tersebut.

Willy mengaku bahwa pihaknya memang telah berniat menertibkan masalah sampah di lokasi tersebut, namun masih terhalang oleh beberapa agenda termasuk Pemilu.

“Itu oknum lah makanya kita mau tertibin kang. Kalau sampah itu tadi sudah kita terjunkan 4 unit mobil dari DLHK” tegasnya.

Reporter : Adit