TANGERANG – Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Tangerang, Asep Jatnika, menanggapi soal penderitaan petani di Kabupaten Tangerang, tepatnya di Desa kubang, Kecamatan Balaraja, yang mengaku rugi hingga ratusan juta akibat sawah mereka tidak teraliri air sampai 8 tahun lamanya.

Asep menuturkan, setidaknya terdapat sekitar 800 meter saluran air sekunder yang memang harus segera diperbaiki, termasuk saluran tersier yang memang banyak kerusakan.

Namun kata dia, pihaknya tidak dapat berbuat banyak dalam mengatasi persoalan tersebut, karena terbatas kewenangan yang memang berada di dinas lain.

“Model saluran sekunder kan tanggung jawabnya di Provinsi, tersier ada di DBMSDA gitu” katanya kepada awak media, Kamis 18 Januari 2024.

Dirinya menegaskan, bahwa kondisi DPKP dalam hal ini berada dalam posisi yang sama dengan para petani.

“Kita kan sama dengan kondisi petani juga, kalau pertanian itu kan sebagai penerima yah” imbuhnya.

Meskipun demikian lanjutnya, pihaknya telah melakukan diskusi bersama Kepala Desa, untuk mengatasi persoalan tersebut.

“Tapi itu juga dari kepala desa yah, itu sudah masuk ke dalam musrenbang, udah diusulkan” katanya.

Asep berpendapat, bahwa hal yang wajar kekeringan melanda sawah para petani, ketika saluran air tidak befungsi dengan baik.

Apalagi pada momen saat El Nino melanda, dimana sekitar 1344 Hektar sawah di wilayah Kabupaten Tangerang kekeringan hingga gagal panen.

“Ya kan kan petani hanya mengandalkan hujan aja (selaman 8 tahun-red), hujan itu kan gak tiap hari” tandasnya.

Reporter : Adit