EMBARAN.CO Ibu kandung korban kecelakaan maut PT. Mayora Jayanti Plant 3, meminta pihak perusahaan untuk membuka rekaman CCTV kecelakaan maut yang menewaskan anak semata wayangnya tanpa ada yang ditutup-tutupi.

Hal itu ia minta, karena merasa pihak perusahaan seakan menutup-nutupi kronologi sebenarnya peristiwa nahas itu, dari pihak keluarga korban.

Parahnya, ketika keluarga ingin melihat kondisi korban yang telah tak bernyawa di Rumah Sakit, justru tidak diperbolehkan oleh pihak perusahaan.

“Mayora malah mengalihkan saya ke bawah dan tidak memperbolehkan saya melihat kondisi anak saya. Ini jelas janggal,” terangnya.

Ia menceritakan, sebelum mendapat informasi kepergian anaknya itu, dirinya sempat berkomunikasi melalui telepon dengan anaknya pada pagi hari untuk meminta bantuan pembelian token listrik.

Ketika itu, ibu korban pun merasa aneh mengapa anaknya yang masuk kerja pada sif 3 (malam) dan seharusnya sudah pulang pada pagi hari. Namun belum pulang ke rumah. “Anak saya bilang dia balik lagi ke tempat kerja. Saya curiga, pasti ada yang menyuruh. Tapi setelah itu nomor anak saya sudah tidak bisa dihubungi lagi,” ungkap sang ibu dengan suara gemetar.

Tak lama, ia terkejut saat tiba-tiba dihubungi oleh pihak perusahaan yang mengabarkan bahwa anaknya itu mengalami kecelakaan kerja dan telah dilarikan ke Metro Hospital.

Ibu korban mengungkapkan hingga saat ini hatinya masih sangat berat menerima kenyataan yang menimpa anaknya. Apalagi dengar omongan tetangganya sempat secara tidak sengaja membocorkan informasi mengenai kondisi anaknya yang disebut sangat mengenaskan.

“Saya minta pihak perusahaan dan semua pihak terkait untuk membuka rekaman CCTV saat kejadian, agar jelas apa yang sebenarnya terjadi pada anak saya. Jangan ditutup-tutupi,” pintanya penuh harap.

Keluarga korban kini berharap adanya keterbukaan dan keadilan dalam penanganan kasus ini, termasuk kemungkinan keterlibatan pihak-pihak yang lalai ataupun sengaja menyuruh korban kembali ke lokasi kerja di luar jam tugasnya.

Keluarga korban juga meminta dukungan dari Dinas Tenaga Kerja, pihak kepolisian, dan lembaga pengawas keselamatan kerja untuk mengusut tuntas kasus ini dan memastikan peristiwa serupa tidak terulang kembali.