TANGERANG – Ribuan masyarakat Banten yang tergabung dalam Front Aksi Cilangkahan (FAC) memadati kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, sejak pukul 07.00 WIB pagi pada Rabu, 31 Juli 2024.

Ribuan masa tersebut tepatnya berasal dari berbagai wilayah yang berada di Kabupaten Lebak bagian selatan, yang menuntut disahkannya Rancangan Undang-Undang (RUU) Daerah Otonom Baru (DOB) Cilangkahan.

Diungkapkan Jendral Lapangan FAC, Rafik Rahmat Taufik, aksi tersebut dilakukan oleh masyarakat dari berbagai elemen. Mulai dari masyarakat biasa, pemuda, tokoh masyarakat sampai tokoh agama.

Ia menuturkan bahwa aksi menuntut DOB Cilangkahan itu akan dilakukan dengan damai tanpa merusak fasilitas negara.

“Saya mengimbau kepada semua masa aksi harus tetap bisa menjaga kondusifitas, dan jangan sampai merusak fasilitas di sekitaran wilayah aksi” katanya.

Sementara dalam keterangan tertulisnya, Ketua Badan Koordinasi (Bakor) Pembentukan Kabupaten Cilangkahan (PKC), Heri Djuhaeri, menegaskan aksi damai dilakukan karena masyarakat Banten Selatan yang merasa termarjinalkan.

Maka dari itu lanjut dia, mereka meminta agar RUU DOB Cilangkahan segera disahkan sesuai dengan Amanat Presiden (Ampres) Nomor : R-13/Pres/02/2014 yang ditanda tangani Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.

Dimana Ampres yang ditandatangani Presiden SBY tersebut memuat 22 Rancangan Undang-Undang pembentukan Provinsi, Kota dan Kabupaten.

“Kemiskinan, pengangguran, pendidikan dan kesehatan, adalah isu-isu yang terus dihadapi warga yang berjarak sekitar 250 Km dari Rangkasbitung, yang merupakan Ibu Kota Kabupaten Lebak” katanya.

Kemiskinan dan keterbelakangan ini lanjut Heri, memang sudah menjadi persoalan utama sejak Lebak bagian selatan masih termasuk Provinsi Jawa Barat, terus sampai terbentuk provinsi Banten pada tahun 2000.

Kondisi ini tentu menjadi pemicu bagi masyarakat, untuk mengambil langkah agar terciptanya wilayah yang lebih baik bagi mereka. Apalagi tegas dia, sumber daya alam (sda) Lebak Selatan sangatlah melimpah.

Mulai dari tambang, hasil perikanan laut, hasil pertanian, pantai bahari dari ujung Binuangeun-Cilograng, serta berbagai destinasi wisata yang tak kalah melimpah.

“Kami meyakini Kabupaten Cilangkahan akan mampu mandiri dan maju di berbagai sektor pembangunan” tegasnya.

Reporter : Adit